Bos BlackBerry: Ponsel Android Samsung Tidak Aman
CEO BlackBerry Thorsten Heins berbicara di BlackBerry Media Summit, Waterloo, Kanada, pada Rabu (13/2/2013).
Samsung tak akan pernah bisa menawarkan keamanan tingkat tinggi dikarenakan sistem operasi Android yang bersifat terbuka.
Pendapat tersebut dilontarkan oleh CEO BlackBerry Thorsten Heins dalam sebuah wawancara dengan CNet.
Sifat open-source Android, menurut Heins, membuat sistem operasi mobile populer itu rentan diserang malware. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa BlackBerry 10 sejak awal dirancang untuk menjadi platform yang aman.
"Anda tak tahu berapa banyak kunci yang dipasang di pintu depan rumah
karena Android itu pada dasarnya terbuka," Heins memberi analogi.
Sisi keamanan memang bukan kelebihan utama sistem operasi Android yang kerap dihinggapi malware. Akibatnya, OS besutan Google ini kesulitan menembus pasar korporasi.
Pandangan tersebut belakangan coba diubah oleh Samsung yang diketahui menggeser fokus kampanye pemasaran untuk lebih menyasar pengguna bisnis. Perusahaan asal Korea itu ingin menekankan bahwa produk-produknya juga bisa digunakan oleh kalangan korporat.
Soal keamanan di perangkatnya, pihak Samsung sendiri memiliki pandangan
yang bertolak belakang dengan Heins. "Kami memberikan komitmen dan juga
investasi agar perangkat-perangkat kami bisa dipakai dengan aman, baik
untuk bermain maupun bekerja," ucap Wakil Presiden Pemasaran Enterprise
Samsung Tim Wagner.
Produsen keluarga smartphone Galaxy ini beberapa waktu lalu merilis software sekuriti bernama "Knox" yang memisahkan lingkungan dalam ponsel untuk urusan pekerjaan dan pribadi. Konsep tersebut mirip dengan BlackBerry Balance pada BlackBerry 10.
Biarpun menilai produk saingannya itu tidak aman, Heins menyatakan tak
bakal meremehkan Samsung. Menurut pria asal Jerman ini, Samsung boleh
jadi akan lebih dipilih oleh perusahaan dengan kebijakan bring-your-own-device (BYOD) yang liberal dan tidak membutuhkan keamanan ekstra ketat.
Namun untuk pelanggan yang sangat memprioritaskan sekuriti, tambah Heins, Samsung saja tak akan cukup.